Iya, Kamu!
Angin malam ini selembut biasanya mengalun indah mengena hijabku
Bintang yang biasanya terlihat berkilau kini terasa redup dan menjauh
Bulan yang biasanya melengkungkan senyumnya untuku kini dia hanya datar
Langit pun berbalut mendung yang tak bisa aku tembus dengan mata
seolah semuanya tak berpihak padaku malam ini
Airmata yang semula bersembunyi, kini dia menghiasi pipiku
Kesendirian ini sangat membuatku sangat-sangat merindukan nya
Sosoknya yang mampu membuat gurat senyuman untuk ku
kini semakin menjauh menjauh hingga sulit kutemui
apapun akan kulakukan jika semuanya kembali seperti dulu
Mengertikah jariku sudah lelah menulis tentangmu
Khayalanku bahkan masih menari-nari bersamamu
Engkau sudah menjadi nada di dalam melodi hidupku
Selembar kertas dan secerca tinta tak mampu melukiskan bagaimana perasaanku
di dalam kedinginan aku masih selalu mengingatmu
agar perasaanku terjaga dalam kehangatan senyummu
Jarak memang tak mengijinkan kita
tetapi dimensi ruang dan waktu masih sangat berada di pihak kita.
Komentar
Posting Komentar