Perilaku Pemimpin Politik dalam Mempertahankan Kekuasaan


201810050311071/ZAHRA MAHREVA BASUKI/Ilmu Pemerintahan B
Perilaku Pemimpin Politik dalam Mempertahankan Kekuasaan

            Tulisan ini merujuk kepada pejabat daerah dari daerah asal penulis, yaitu Bupati Pemerintah Kabupaten Kediri. Perilaku kepala daerah di kabupaten Kediri (Bupati) dalam merebut dan mempertahankan panggungnya selama ini identik disebut dengan politik dinasti. Bagaimana tidak, semenjak kekuasaan eksekutif kabupaten Kediri dipegang oleh eks Bupati Kediri Sutrisno, dia seperti raja saja karena ia sudah menjabat Bupati Kediri selama dua periode sejak tahun 1999 sampai 2009. Dua kali maju dia didukung oleh PDIP.
            Selanjutnya, dia mulai melanjutkan trah politiknya dengan mendorong istri sahnya, Hariyanti Sutrisno maju ke Pilkada Kediri bertanding dengan istri sirinya, Nurlaila periode tahun 2010-2015. Sementara itu setelah dia tidak jadi Bupati Kediri, Sutrisno menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Kediri. Kemudian, menjelang Pilkada serentak tahun 2015, Sutrisno pun kembali mendorong dua istrinya maju di Pilkada Kediri, kali ini Haryanti akan berhadapan dengan istri ketiga Sutrisno, yakni Sayekti dan kekuasaan Haryanti itu langgeng, dan berlanjut ke periode kedua mulai tahun 2016 sampai 2021. Politik dinasti Sutrisno ini tidak berhenti sampai disini, deretan kerabatnya pun menjabat posisi penting di Kediri. Sulkani, adik ipar Sutrisno menjadi ketua DPRD Kabupaten Kediri. Sementara itu, menantunya, Rachmadi Yogiantoro sekarang ini menjabat sebagai ketua umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Kediri.
            Kendati demikian, Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno yang sebelumnya dikenal sebagai dokter dan pengusaha yang sukses  pemilik perusahaan PT. Vittindo Riz yang bergerak di bidang konsumsi ini dalam membayar janjinya terhadap beberapa program yang digaungkan semenjak 5 tahun terakhir (2016-2021) dia lakukan dengan berkomitmen untuk meningkatkan kedisiplinan kinerja dengan integritas yang tinggi pada bidang tugas dan pekerjaan masing-masing guna mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Kabupaten Kediri dengan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dari segi kualitasnya. Hal ini perlu diwujudkan dengan selalu solid dalam kerja sama, saling membantu, dan jangan membangun fitnah, serta lebih mawas diri dalam bekerja lebih giat lagi.
            Beliau juga pernah menyampaikan himbauan saat pelantikan 13 pejabat administrator awal bulan Ramadhan kemarin, bahwa dalam meningkatkan kinerja guna mempercepat pencapaian visi dan misi pembangunan sekaligus peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, seluruh jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Kediri jangan hanya melihat semata-mata sebagai kewajiban, tetapi sebagai bentuk pengabdian dan ibadah dengan dilandasi niat yang tulus untuk bekerja sebaik mungkin demi kemajuan dan kemakmuran masyarakat Kabupaten Kediri.
            Menurut saya, level kepemimpinan yang dimiliki oleh Haryanti Sutrisno mencapai pada level tiga, yakni production. Hal ini berorientasi terhadap result atau hasil. Haryanti Sutrisno memiliki kredibilitas sebagai seorang pemimpin. Beliau mampu menumbuhkan kepercayaan melalui kualitas dan kapabilitas yang dimilikinya.  Beliau mampu menjadi contoh pemimpin yang baik dan tidak korup pula, senantiasa berlaku jujur di setiap pekerjaannya dan mampu menarik orang terbaik. Karena apabila seseorang ingin mendapat pegawai yang mempunyai energi tinggi, jujur dan pekerja keras, maka harus menjadi orang yang punya energi tinggi, jujur dan pekerja keras dulu. Hal ini tentu akan melahirkan calon pegawai yang kompeten. Haryanti Sutrisno juga telah mampu membangun kekuatan momentum yang dibangun melalui prestasi atau pencapaian. Sehingga apabila telah mencetak hasil yang baik, maka komitmen akan meningkat diiringi dengan rasa kepercayaan dari masyarakat dan tentunya hal ini akan mampu menjadikan peningkatan untuk hasil yang lebih baik lagi ke depannya. Tak heran pula disamping terlihat seperti adanya “politik dinasti” di keluarga Haryanti Sutrisno, tetap saja beliau dipercaya oleh masyarakat untuk senantiasa menjadi Bupati di Kabupaten Kediri. 
            Menurut saya, Haryanti Sutrisno merupakan sosok negarawan. Meskipun dalam sepanjang perjalanan karir nya dan keluarganya berkiprah di Kediri, beliau tak pernah lepas dari istilah “politik dinasti” yang telah terjadi saat kepemimpinan suaminya sebagai Bupati Kabupaten Kediri periode tahun 1999-2009 atau dua kali periode.  Karena saya memiliki asumsi bahwa politisi itu dalam menjalankan dan mempertahankan kekuasaannya akan terus berorientasi pada “The next Position”. Sedangkan negarawan lebih memilih bicara mengenai “The Next Generation” ,yakni bagaimana pemimpin bisa “menelurkan” generasi penerus yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.
            Haryanti Sutrisno merupakan seorang pamong negarawan berjiwa enterpreneur yang berorientasi prestasi dan social welfare. Seorang organisator berlatar pengusaha profesional dan dari rekan sejawat yang berjiwa kebangsaan yang selalu menempatkan diri sebagai pemimpin (Bupati) yang melayani segenap lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang. Adalah sangat memprihatinkan jika seorang Bupati bukan negarawan. Jika seorang Bupati menonjolkan visi dan kepentingan partainya dengan menomorduakan visi, tujuan dan kepentingan bangsa sesuai konstitusi, tentu dia bukan negarawan.
            Selanjutnya, kita perlu membuat perbandingan antara pemimpin daerah satu dengan pemimpin daerah yang lain guna mengetahui sampai di mana kinerja beliau dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara.
1.1. Tabel Perbandingan Kepala Daerah
(1)
(2)
(3)
dr. Hj. Haryanti Sutrisno
(Bupati Kediri dalam 2 Periode:
a.       Tahun 2010-2015
b.      Tahun 2016-2021
Ir. H. Sutrisno, MM.
(eks. Bupati Kediri dalam 2 Periode di tahun 1999-2009)
Dr.(H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T.
(Wali Kota Surabaya (2010-2015; 2016-Sekarang)
Mendapat kekuasaan dengan memenangkan pilkada melawan istri siri dari suaminya, Nurlaila, hingga muncul istilah politik dinasti. Yang juga dengan ini seperti merusak citranya karena ia tampak seolah dinilai hanya  meneruskan kiprah suaminya yang sebelumnya juga telah menjabat sebagai walikota kabupaten Kediri. 
Namun, dunia tidak diam, beliau terbukti mampu menjadi pemimpin yang baik dan masih mendapat kepercayaan dari warganya untuk memimpin kabupaten Kediri dalam periode kedua.
Selama ini beliau mempertahankan panggungnya secara politik dinasti. Yang kemudian jabatannya seolah diturun-tahtakan kepada istrinya, Haryanti Sutrisno.
Beliau mampu mempertahankan panggungnya atau terpilih kembali karena kinerjanya yang baik untuk Surabaya dan mampu berprestasi yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia. 
Menurut saya, level kepemimpinan yang dimiliki oleh Haryanti Sutrisno mencapai pada level tiga, yakni production.
Hal ini berorientasi terhadap result atau hasil. Haryanti Sutrisno memiliki kredibilitas sebagai seorang pemimpin. Beliau mampu menumbuhkan kepercayaan melalui kualitas dan kapabilitas yang dimilikinya.  Beliau mampu menjadi contoh pemimpin yang baik dan tidak korup pula, senantiasa berlaku jujur di setiap pekerjaannya dan mampu menarik orang terbaik. Karena apabila seseorang ingin mendapat pegawai yang mempunyai energi tinggi, jujur dan pekerja keras, maka harus menjadi orang yang punya energi tinggi, jujur dan pekerja keras dulu. Hal ini tentu akan melahirkan calon pegawai yang kompeten. Haryanti Sutrisno juga telah mampu membangun kekuatan momentum yang dibangun melalui prestasi atau pencapaian. Sehingga apabila telah mencetak hasil yang baik, maka komitmen akan meningkat diiringi dengan rasa kepercayaan dari masyarakat dan tentunya hal ini akan mampu menjadikan peningkatan untuk hasil yang lebih baik lagi ke depannya. Tak heran pula disamping terlihat seperti adanya “politik dinasti” di keluarga Haryanti Sutrisno, tetap saja beliau dipercaya oleh masyarakat untuk senantiasa menjadi Bupati di Kabupaten Kediri. 

Menurut saya, level kepemimpinan yang dimiliki oleh Sutrisno mencapai pada level empat, yakni reproduction.
Hal ini berorientasi terhadap orang-orang mengikuti nya karena apa yang telah ia lakukan untuk mereka. (orang-orang).  Beliau mampu mengembangkan tim sehingga tim nya  lebih baik dan lebih sukses. Pemimpin Level 4 membuat multiplikasi.
Pemimpin level 4 melakukan hal berikut dengan baik:
-          Merekrut dengan sangat baik. Sesuatu yang diawali dengan baik akan menghasilkan yang baik karena mengetahui kunci rekrutmen dengan mempunyai gambaran yang jelas tentang seperti apa orang yang di cari.
- Menempatkan orang diposisi yang tepat.
- Mengembangkan orang dengan baik.

Menurut saya, level kepemimpinan yang dimiliki oleh Sutrisno mencapai pada level lima, yakni respect.
 Hal ini berorientasi bahwa masyarakat Surabaya, Indonesia, bahkan Indonesia mengetahui reputasi kiprah Risma selama menjadi walikota Surabaya. Bahkan ini sudah terbukti juga  sebelum menjadi wali kota, yang kala itu Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga tahun 2010.

Menurut saya, Haryanti Sutrisno merupakan sosok negarawan. Meskipun dalam sepanjang perjalanan karir nya dan keluarganya berkiprah di Kediri, beliau tak pernah lepas dari istilah “politik dinasti” yang telah terjadi saat kepemimpinan suaminya sebagai Bupati Kabupaten Kediri periode tahun 1999-2009 atau dua kali periode.  Karena saya memiliki asumsi bahwa politisi itu dalam menjalankan dan mempertahankan kekuasaannya akan terus berorientasi pada “The next Position”. Sedangkan negarawan lebih memilih bicara mengenai “The Next Generation” ,yakni bagaimana pemimpin bisa “menelurkan” generasi penerus yang berkualitas untuk kemajuan bangsa.
            Haryanti Sutrisno merupakan seorang pamong negarawan berjiwa enterpreneur yang berorientasi prestasi dan social welfare. Seorang organisator berlatar pengusaha profesional dan dari rekan sejawat yang berjiwa kebangsaan yang selalu menempatkan diri sebagai pemimpin (Bupati) yang melayani segenap lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang.
Menurut saya, Sutrisno merupakan sosok politisi. Beliau tidak ingin tahta nya turun selesai begitu saja. Hal ini saya asumsikan karena pada pilkada tahun 2010 mengusulkan kedua istrinya untuk menjadi calon bupati kabupaten Kediri. Dari sini sangat terlihat sekali bahwa beliau menginginkan politik dinasti itu terbentuk dari keluarganya.
Menurut saya, Tri Risma merupakan sosok negarawan. Beliau memikirkan masa depan bangsa, turut berkontribusi langsung turun ke lapangan untuk melihat dan menilai kinerja para ASN di kota Surabaya. Beliau juga bertanggungjawab atas program dan kebutuhan warga nya dengan terus berupaya memaksimalkan kinerja para ASN dalam melayani masyarakat.


           

Komentar